Total Tayangan Halaman

Kamis, 24 September 2009

Judgment Seorang Petani Tua

Alkisah, disuatu masa dan suatu dimensi kehidupan
Tersebutlah seorang petani tua yang mempunyai seekor kuda yang kurus untuk membantunya mengolah sebidang lahan..
Suatu hari kuda tersebut hilang, sehingga petani harus mengolah lahan nya dengan susah payah, menyirami dan membawa hasil pertaniannya dengan susah payah...
Para tetangga berkomentar : " Aduhai malangnya bapak Tani itu, satu2nya kuda kurus milik pak Tani hilang...."
Pak Tani memberi tanggapan atas komentar tetangga:" Saya tidak tahu apakah kejadian ini adalah kemalangan atau keberuntungan buat saya...."
Dua hari kemudian, kuda kurus itu kembali dari hutan dengan membawa sejumlah kuda liar jantan yang kuat dan perkasa....
Para tetangga berkomentar:"Aduhai beruntung sekali Pak Tani itu, sekarang kuda pak Tani banyak dan pak Tani tidak kesulitan mengolah lahan pertaniannya...
Tanggapan Pak Tani:"Saya tidak tahu apakah ini adalah suatu keberuntungan atau suatu kemalangan buat saya..."
Dua hari kemudian anak laki2 pak Tani yang semata wayang jatuh pada saat menunggangi salah satu kuda liar dan salah satu kakinya patah....
Para tetangga berkomentar:"Alangkan malang nasib pak Tani, anak satu2nya sekarang cacat...."
Pak Tani berkomentar:"Saya tidak tau, apakah ini suatu kemalangan atau keberuntungan buat saya..."
Seminggu kemudian ada pemgumuman dari pihak kerajaan bahwa semua anak laki2 yang normal diwajibkan maju kemedan perang...
Namun karena anak laki2 pak Tani cacat, akhirnya tidak diwajibkan pergi ke Medan Perang...

Demikian nukilan kisah ini saya tulis kembali....
Artinya apa Saudaraku..??
Artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kita harus kita sukuri dan yakini bahwa itu adalah yang terbaik buat kita...
Karena Allah sudah merencanakan sesuatu buat kita..
Kita juga tidak boleh terlalu cepat memberikan penilaian atas kejadian....(menyesali dan menghakimi)..
Karena yang terjadi sekarang dan masa datang adalah sudah kehendak dan Iradah-Nya...
Penyesalan kita hanya membuang2 energi yang kita miliki...

Sungguh Allah, Dia lah yang memberi rizki buat semua mahkluk..
Sungguh Allah, Dia lah yang benar2 akan melemparkan kebaikan pada kebatilan sehingga kebatilan akan hancur berkeping-keping...
Sungguh Allah, Dia lah Tuhan yang mengetahui segala kejadian...
Sungguh Saudaraku.., Dialah Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu...

Ditulis oleh :
Sigit Wijanarko
Dari Timur Monas

Kamis, 10 September 2009

Dibalik Kehidupan insan “Muhammad”

Kalau ada pakaian yang koyak,
Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya.

Beliau juga memerah susu kambing
untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

Setiap kali pulang ke rumah,
bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan,
sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya
untuk membantu isterinya di dapur.


Sayidatina 'Aisyah menceritakan:
”Kalau Nabi berada di rumah,
beliau selalu membantu urusan rumahtangga.
Jika mendengar azan,
beliau cepat-cepat berangkat ke masjid,
dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sembahyang."


Pernah baginda pulang pada waktu pagi.
Tentulah baginda amat lapar waktu itu.
Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan.
Yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina 'Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya,
"Belum ada sarapan ya Khumaira?"
(Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina 'Aisyah yang berarti 'Wahai yang kemerah-merahan')
Aisyah menjawab dengan agak serba salah,
"Belum ada apa-apa wahai Rasulullah."
Rasulullah lantas berkata,
”Kalau begitu aku puasa saja hari ini."
tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.


Pernah baginda bersabda,
"sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya."
Prihatin, sabar dan tawadhuknya baginda sebagai
kepala keluarga.


Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu
langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :
"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit..."
desak Umar penuh cemas.


Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?"
Lalu baginda menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."


Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan
di sebelah seorang tua
yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar
bila kain rida'nya direntap dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan
baginda membasuh tempat yang dikencingi si Badwi di dalam masjid
sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.


Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt
dan rasa kehambaan dalam diri Rasulullah saw
menolak sama sekali rasa ketuanan.
Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH
tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih dari yang lain,
ketika di depan umum maupun dalam keseorangan.
Ketika pintu Syurga telah terbuka,
seluas-luasnya untuk baginda,
baginda masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari,
terus-menerus beribadah,
hingga pernah baginda terjatuh,
lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.
Fisiknya sudah tidak mampu menanggung
kemahuan jiwanya yang tinggi.


Bila ditanya oleh Sayidatina 'Aisyah,
"Ya Rasulullah, bukankah engkau telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?"
Jawab baginda dengan lunak,
"Ya 'Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur."



Rasulullah s. a. w. bersabda,
"Sampaikan pesanku walau sepotong ayat"

Ditulis ulang oleh : Sigit Wijanarko
Dari Timur Monas
Tempat Berkarya Di Kerajaan DUNIA

Rabu, 02 September 2009

GEMPA GUNCANG JAKARTA


Assalamualaikum,

Selamat sore dunia....


Gempa dengan guncangan 7,3 skala richter mengguncang Jakarta dan sekitarnya pada pukul 14.55 WIB. Pusat gempa ada di Barat Daya Tasikmalaya. Karyawan dan pegawai gedung yang berada di Timur Monas, tepatnya di Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan, berhamburan keluar melalui tangga darurat. Para karyawan menunggu sekitar 15 menit, sambil menunggu instruksi agar diperbolehkan langsung pulang menuju rumah masing-masing (dengan catatan gaji dipotong 1 %..., he..he..). Berikut dilampirkan poto orang2 yang stress karena guncangan tersebut dan ragu2 apakah akan segera kembali ke ruangan atau menunggu beberapa menit lagi untuk memastikan gempa susulan tidak terjadi.


Sigit Wijanarko melaporkan dari Timur Monas,

tempat berkarya untuk sementara.

Peace ah..

Cherish every moment..